Bunga Anggrek Klasifikasi Anggrek Tanaman Anggrek Hias - Orchidaceae merupakan satu suku tumbuhan berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari daerah tropika basah hingga wilayah sirkumpolar, meskipun sebagian besar anggotanya ditemukan di daerah tropika. Menurut tempat tumbuhnya, ada 4 jenis anggrek yaitu:
Anggrek epifit (hidup menempel pada pohon yang menjadi inangnya tanpa merugikan inangnya), lithophytes tumbuh pada batu-batuan, saprophyte (tumbuh pada humus dan daun kering), dan anggrek Terrestrial (hidup di tanah). Namun, kebanyakan anggrek hidup sebagai epifit, terutama yang berasal dari daerah tropika.
Anggrek di daerah beriklim sedang biasanya hidup di tanah dan membentuk umbi sebagai cara beradaptasi terhadap musim dingin. Organ-organnya yang cenderung tebal dan berdaging (sukulen) membuatnya tahan menghadapi tekanan ketersediaan air. Anggrek epifit dapat hidup dari embun dan udara lembab. Anggota pentingnya yang dikenal baik manusia adalah anggrek hias serta vanili.
Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri yang membedakannya dari anggota suku lain. Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian Kelopak bunga (sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga (sehingga disebut tepal). Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam "lidah" yang melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang sari dan putik.
Benang sari memiliki tangkai sangat pendek dengan dua kepala sari berbentuk cakram kecil (disebut "pollinia") dan terlindung oleh struktur kecil yang harus dibuka oleh serangga penyerbuk (atau manusia untuk vanili) dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan organisme penyerbuk, tidak akan terjadi penyerbukan.
Anggrek dikenal sebagai tanaman hias populer yang dimanfaatkan bunganya. Bunga Anggrek Klasifikasi Anggrek Tanaman Anggrek Hias
Bunga anggrek sangat indah dan variasinya hampir tidak terbatas. Anggrek biasa dijual sebagai tanaman pot maupun sebagai bunga potong. Indonesia memiliki kekayaan jenis anggrek yang sangat tinggi, terutama anggrek epifit yang hidup di pohon-pohon hutan, dari Sumatera hingga Papua. Anggrek bulan adalah bunga pesona bangsa Indonesia. Anggrek juga menjadi bunga nasional Singapura dan Thailand.
Batang Anggrek
Pola batang pada tanaman anggrek terdiri dari dua secara umum, yaitu monopodial atau batang tunggal tanpa ranting disisi kanan dan kiri terdapat daun helai, batang ini dapat tumbuh terus tak terbatas (ex. Vanda, Phaelonopsis), sedangkan yang lainnya adalah simpodial yang pertumbuhan tingginya terbatas dan ketika mencapai limitnya akan disusul tumbuhnya tunas disamping batang tersebut (ex. Dendrobium, Cattleya).
Pada anggrek simpodial antara batangnya terdapat penghubung yang dinamakan dengan rhizome, umumnya yang berbatang simpodial memiliki tempat penyimpanan makanan yang dinamakan dengan pseudobulb. Ketika batang yang satu telah menua dan habis daunnya, pseudobulbnya tetap aktif dan apabila rhizome diantara tumbuhan tersebut tidak dipotong maka batang yang lebih muda dapat memanfaatkan sari makanan di pseudobulb disebelahnya. Anggrek yang memiliki pseudoblb lebih tahan terhadap kekurangan air tetapi apabila pseudobulb tersebut tertanam dalam media tanamnya akan rentang terhadap kebusukan.
Akar Anggrek
Berdasarkan tempat hidupnya bisa digolongkan kedalam tiga jenis, yang pertama adalah anggrek epifit atau anggrek yang pada habitat aslinya hidup menempel di tanaman lain, perlu difahami bahwa anggrek bukanlah tanaman parasit yang menghisap sari makanan inangnya, tetapi hanya ikut menempel saja dan mendapatkan keuntungan dengan hidup di tempat yang tinggi untuk memperoleh cahaya, udara dan nutrisi yang lebih baik dibandingkan hidup di tanah, akar anggrek epifit pada umumnya bersimbiosis dengan jenis mikoriza tertentu.
Mikoriza ini biasanya adalah sejenis jamur yang mengambil nutrisi dari humus yang akan dipergunakan oleh anggrek, sedangkan jamur tersebut mendapatkan keuntungan hasil assimilasi berupa gula. Yang kedua adalah anggrek tanah atau terestrik, jenis anggrek ini seperti halnya tanaman lain mampu hidup ditanah tetapi akan lebih baik apabila medianya adalah tanah yang berporous atau berongga dibandingkan tanah pada umumnya, seperti diketahui bahwa anggrek kurang menyukai air yang mengenang karena akan sangat rentang terhadap kebusukan akar dan mudahnya tumbuh jamur.
Yang ketiga adalah anggrek saprofit yaitu anggrek yang hidupnya mampu menyesuaikan diri dengan humus atau bahan organik lainnya. Anggrek jenis ini seperti halnya anggrek epifit bersimbiosis dengan dengan mikoriza, tetapi akarnya tidak sekuat anggrek epifit dan hanya menempel pada humus saja.
Anggrek ini tidak memiliki daun sama sekali dan bunganya semuanya berwarna putih, karena tidak melakukan fotosintesa sedangkan nutrisi didapatkan karena kemampuan anggrek tersebut untuk mengambil CO2 dari udara secara langsung sedangkan serapan nutrisi dari akar sangat minim.
Akar anggrek umumnya lebih besar dibandingkan akar tanaman yang seukuran dengannya. Akar ini lunak, bersifat spongy karena memiliki lapisan velamen, dindingnya licin tetapi pada ujung akar biasanya sedikit lengket. Ujung akar juga bisanya berkedudukan lebih padat dan berwarna hijau cerah atau hijau gelap bergantung kepada bunganya. Biasanya bunga yang gelap akarnya juga sedikit gelap dan yang terang akarnya juga sedikit terang.
Ujung akar akan mencari tempat yang lebih lembab atau berairan ketika menyentuh media akan cepat menempel. Akar yang mati atau sudah tua berwarna coklat dan ketika dipegang mudah terbawa, kecuali bagian dalam akar sedikit liat. Anggrek juga memiliki akar aerial atau akar yang keluar dari batang dan tidak berada di media, umumnya besar dan bias bercabang.
Daun Anggrek
Daunnya berjenis monokotil yang biasanya tidak memiliki urat daun atau hanya tulang daun memanjang dari pangkal sampai ujung. Ada daun yang helaiannya tipis tapi sebagian besar berdaging atau sukulen, dilihat dari bentuknya ada bermacam-macam, hastate (mata tombak), sagittate (panah), triangular (segitiga), cordate (jantung), trullate (sekop), jarum (subulate), pita (linear) dsb . Daun saling berhadapan setiap tumbuh daun di kanan akan disusul tumbuh daun di kiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar